KRUSIAL.COM – Hadir sebagai salah satu keynote speaker dalam Seminar Nasional Sosial Humaniora dan Teknologi (Semnashtek) 2022, Ketua Lembaga Kajian Pembangunan Pertanian dan Lingkungan (LKPPL), Dr Muhammad Yasar STP MSc memaparkan konsep terpadu pembangunan dan pengembangan wisata berbasis Agroekoeduwisata (Agroecoedutourism).
Seminar yang diikuti oleh lebih dari 300 orang peserta tersebut diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Sukma Medan dengan tema “strategi pemulihan bisnis melalui pemberdayaan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif”.
Menurut Ketua STIM Sukma, Dr Wardayani SE MSi, seminar ini dilaksanakan untuk merespon dampak situasi pandemi covid19 terhadap pengembangan dunia kepariwisataan dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Hadir sebagai keynote speaker, Drs Joko Sutrisno, MPd, Founder Komunitas Wonderful Tourism Community, Ketua Indonesia Council for Small Bussiness (ICSB) Jawa Tengah, Zumri Sulthony MSi CHE, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, Dr Muhammad Yasar STP MSc, Ketua LKPPL, Dosen Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala, dan Supriyanto, SP MSi, Direktur Politeknik Cendana, Dosen Tetap Politeknik LP3I Medan.
Dalam pemaparannya Dr Yasar menjelaskan sebuah konsep pengembangan pariwisata berbasis Agroekoeduwisata dengan studi kasus penerapan di Kabupaten Aceh Selatan. Menurutnya konsep tersebut merupakan perpaduan komprehensif dari bentuk pengembangan konsep pariwisata yang mengemuka.
Biasanya kita mengenal istilah yang memadukan dua aktivitas seperti Agro/Agriwisata (Agrotourism) yang mengaitkan aktivitas pertanian dengan wisata, Ekowisata (Ecotourism) yang mengaitkan aktivitas pelestarian lingkungan dengan wisata, dan Eduwisata (Edutourism) yang mengaitkan aktivitas pendidikan dengan wisata.
Ada juga perpaduan 3 sektor seperti Agroekowisata (Agroecotourism), yang mengaitkan antara kegiatan pertanian dengan ekologi dan wisata, dan Agroeduwisata (Agroedutourism) yang menghubungkan aktivitas pertanian dengan kegiatan pendidikan. Dan konsep Agroekoeduwisata (Agroecoedutourism) merupakan paket komplit yang memadukan kesemua konsep tersebut.
Menurut Yasar konsep perpaduan ini muncul untuk menanggapi persoalan kekawatiran akan dampak aktivitas pembangunan wisata berbasis pertanian yang mengabaikan aspek pendidikan dan kelestarian lingkungan. Konsep pembangunan sektor kepariwisataan yang merujuk kepada konsep sustainable development ini pertama sekali diperkenalkan dalam pembangunan kawasan wisata baru Bukit Sigantang Sira yang terletak di Daerah Gunung Kapur Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan.
Menurut Yasar yang merupakan mantan Direktur Politeknik Aceh Selatan tersebut, diawal pembangunan objek wisata yang berhasil memboyong dua penghargaan dalam Anugerah Pesona Indonesia (API Award) 2021 itu diliputi banyak kekawatiran, terutama ditakutkan dapat memberi dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.
Oleh sebab itu dalam pembangunan dan pengembangannya perlu memperhatikan kaedah konservasi yang dipercaya mampu mengurangi kemungkinan resiko kerusakan lingkungan. Melalui penglibatan dunia akademik dengan aktivitas pendidikan, penelitian dan pengembangannya (research and development) didalamnya maka aspek keberlanjutan pembangunan dapat dilakukan secara optimal, pungkas Yasar.
Dalam pengembangan objek wisata baru ini, owner Sigantang Sira, Tgk. Abrar Muda turut melibatkan konsultan perencana profesional, akademisi dan aktivis lingkungan. Melalui kolaborasi inilah konsep Agroekoeduwisata dapat dijalankan, ungkap Yasar.
Tentunya kita berkeyakinan bahwa pembangunan sektor pariwisata akan menjadi stimulus pengembangan sektor yang lain, memberikan multiplayer effect terutama dari segi pemberdayaan dan peningkatan ekonomi kreatif masyarakat, ujar Yasar. (*)