ACEH SELATAN – Orang tua adalah pekerjaan yang paling berat untuk dilakukan seorang manusia. Menyelesaikan sejumlah tanggungjawab terkadang membutuhkan panduan dari seminar parenting.
Parenting juga merupakan bentuk dari interaksi anak dengan orang tua dan jalan bagi orang tua untuk memberikan pengetahuan dengan cara berbagai pengalaman dengan anak. Biasanya aktivitas parenting akan meliputi melindungi, memberi makan dan memberi petunjuk. Semua kegiatan ini adalah bagian dari interaksi yang memiliki kapasitas parenting.
Seminar parenting untuk merupakan cara untuk menjelaskan pada orang tua mengenai proses pendidikan anak yang baik. Banyak orang tua yang memiliki kesulitan untuk mendidik anaknya.
Kegiatan seminar parenting ini mengusung tema, “Seni berbicara efektif dengan anak agar dapat menjadi sahabat utamanya dalam menghadapi tantangan Era Milenial”, acara bertempat di aula kampus Poltas, Kamis, (06/01/22)
Kepala SDN 9 Tapaktuan Aceh Selatan Lailawarsiah, S.Pd dalam sambutannya mengatakan, dengan kegiatan seminar parenting ini menjadi edukasi bagi kita semua dalam meningkatkan pemahaman tentang pola asuh anak, dan menjadi sahabat anak, serta mampu menjadi panutan.
Pemateri seminar Rulia Hanifah, M.Psi. Psikolog yang juga dosen Poltas mengatakan, hari ini ada beberapa faktor yang sangat kuat mempengaruhi perkembangan anak, diantaranya lingkungan dulu dan sekarang berbeda, beban pendidikan lebih berat dan pengaruh gadget dan internet yang begitu luas.
“Kondisi ini mulai tidak aman bagi anak, diberbagai media diberitakan, ada pengurus pesantren melakukan kekerasan seksual terhadap santrinya, dan begitu juga seorang guru yang melakukan perbuatan yang sama, dan kepada orang tua harus mengetahui lingkungan mana anak-anaknya bergaul”, kata Rulia
“Lingkungan dulu sangat peduli, tapi kini lebih cenderung apatis, sehingga menciptakan tatanan sosial yang buruk”, cetus Rulia
Keadaan ini diperparah lagi oleh orang tua yang terlalu sibuk tidak ada waktu untuk buah hatinya, sehingga gagal menjadi sahabat bagi anak-anaknya, kemudian anak lebih bersahabat dengan handphone dan internet. Pada akhirnya hal ini akan membuat orangtua menjadi “petani yang gagal panen karena tidak ada saat masa tanam”, imbuh Raulia.
Dengan kegiatan semacam ini diharapkan orangtua bersinergi bersama guru dan pihak sekolah, sehingga putra-putri kita di usia SD dapat menjadi generasi yang sehat secara fisik dan psikologis, pungkas Rulia.