ACEH SELATAN – Sejak beberapa hari terakhir, ketersediaan BBM bersubsidi jenis premium, pertalite dan solar susah didapatkan di beberapa SPBU di Aceh Selatan.
Hal ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat menengah ke bawah di kabupaten tersebut, karena mereka terpaksa harus membeli BBM nonsubsidi dengan harga yang lebih mahal.
Di SPBU Gelumbuk kecamatan Kluet Selatan, untuk jenis BBM bersubsidi pertalite sejak beberapa hari terakhir mengalami kelangkaan dan langsung habis setelah di pasok pihak Pertamina. Sementara itu BBM bersubsidi jenis solar sudah dua bulan terakhir tak dapat dipasok karena terkendala masalah tehnis.
Muhammad Zaini salah seorang warga setempat mengatakan dirinya sangat resah menghadapi kondisi kelangkaan BBM pertalite tersebut. Menurutnya sudah hampir 4 hari stok BBM pertalite di SPBU Gelumbuk mengalami keterbatasan dan jika pun di pasok langsung habis.
“Ya sudah sekitar hampir 4 hari kami kesulitan mendapatkan bbm pertalite di SPBU ini, yang ada hanya Pertamax saja, kalau solar itu sudah sangat lama tidak ada,” ucapnya saat diwawancarai Krusial di SPBU Gelumbuk kecamatan Kluet Selatan, Kamis (8/7/2022).
Zaini menambahkan, dirinya juga mengaku mendapatkan adanya perbedaan takaran antara SPBU Gelumbuk dengan SPBU lainnya, dimana terdapat kurangnya takaran saat pengisian bbm di SPBU tersebut.
“Jika kita bandingkan dengan takaran di SPBU lain, SPBU ini ada sedikit berkurang walaupun kita beli dengan jumlah uang yang sama, keadaan ini sudah berlangsung sejak lama, apakah karena unsur kesengajaan atau ada permasalahan tehnis yang kami masyarakat tidak ketahui,” ucapnya.
Terkait kurangnya takaran tersebut dia berharap agar pihak SPBU atau Pertamina melakukan evaluasi sehingga tidak timbul kesalahpahaman di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, terkait adanya kebijakan larangan membeli BBM bersubsidi dengan jeriken, dirinya mengatakan hal itu tidaklah efektif untuk mengefisienkan pemakaian BBM terhadap kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
” Faktanya para pengguna kendaraan roda 4 yang membeli BBM bersubsidi untuk kendaraannya masih sering membongkar kepada para oknum pedagang yang kembali mengecerkannya dengan harga yang lebih mahal, hal itu terbukti masih banyaknya pedagang pertalite eceran di sekitar SPBU Gelumbuk ini,” ucap Zaini.
Untuk itu ia berharap agar Pertamina dan pihak SPBU dapat segera menstabilkan stok BBM bersubsidi yang saat ini masih langka dan pihak terkait juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan jual beli BBM bersubsidi di Aceh Selatan.
Sementara itu, Menajer SPBU Gelumbuk, Armiyadi mengatakan kendala yang menjadi terbatasnya pasokan BBM bersubsidi jenis pertalite ke SPBU tersebut karena masih ada perbaikan tangki BBM di SPBU yang belum selesai sehingga terjadi pembatasan pasokan.
“Ada perbaikan di beberapa tangki BBM pertalite kita, jadi selama perbaikan tersebut memang ada sedikit kendala terhadap pasokan kita,” ucapnya.
Sementara itu untuk pasokan BBM bersubsidi jenis solar, hingga saat ini pihaknya masih menunggu tehnisi untuk menggantikan pompa lama dengan pompa baru yang sudah terintegrasi ke pusat.
“Saat ini untuk BBM bersubsidi jenis solar harus terkoneksi dengan sistem adc, sehingga pihaknya harus menggantikan dispenser (pompa minyak) dengan yang terkoneksi adc, untuk dispenser sudah ada, hanya saja tim tehnisi masih melakukan pemasangan di daerah lain,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait pembelian menggunakan jeriken untuk nelayan dan petani tetap dapat dilayani di SPBU dengan menggunakan surat rekomendasi SKPD terkait.
“Tidak ada larangan untuk nelayan atau petani akan tetapi harus memiliki rekomendasi SKPD terkait masing-masing,” jelasnya.(Safdar.S)