ACEH SELATAN – Himpunan Mahasiswa Islam HMI Cabang Tapaktuan menggelar acara diskusi pergerakan dengan tema, “Lewat Napak Tilas Kita Telusuri Perjalanan Perjuangan HMI di Masa lalu”. Kegiatan ini dirangkai dengan acara silaturahmi dan buka puasa bersama bertempat di sekretariat HMI Tapaktuan, Rabu 20/04/22.
Panitia pada diskusi pergerakan ini menghadirkan pemateri Teuku Masrizal, S.Hut. M.Si dari Presidium MD KAHMI Aceh Selatan, Ridwan A.Md, Anggota DPRK Aceh Selatan dan Jaili Farman, SH Mantan Gubernur Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Teuku Masrizal dalam presentasinya mengatakan, budaya literasi harus kita kembangkan, bagaimana kita mengetahui perkembangan zaman, sementara kita tidak pernah membaca dan menulis.
“Sebagai kader kita harus mewujudkan terciptanya insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernapaskan Islam, mari kita hidupkan budaya literasi, konsilidasi dan diskusi”, kata Masrizal.
Proses kaderisasi dan militansi khususnya HMI Cabang Tapaktuan mulai menurun, hal ini menurut pengamatannya kurangnya dilakukan diskusi-diskusi dan basic training, karena sudah melalaikan diri dengan berbagai game online, game pubg dan game higgs domino.
Selanjutnya, Ridwan, A.Md menekan pentingnya dilakukan basic training secara reguler. Hari demi hari jumlah kader terus menurun, disebabkan proses basic training tidak rutin digelar di HMI cabang Tapaktuan, dia berharap kegiatan ini harus menjadi fokus pengurus cabang maupun komisariat nantinya.
Kemudian, Jaili Farman dalam topik bahasan mengenai perjalanan perjuangan HMI mengatakan, pergerakan HMI terus mengalami berbagai dinamika dan HMI masih eksis sampai sekarang.
“Kader HMI harus bisa mewujudkan mission HMI, mempunyai identitas dan kader harus mampu memberikan kontribusi terhadap daerah,” kata Jaili Farman.
Pentingnya memperkuat nilai-nilai dasar perjuangan (NDP) HMI bagi kader, supaya mereka mempunyai ideologi dan identitas dalam berHMI, pungkasnya. (*)