ACEH SELATAN – Komandan Kodim 0107/Aceh Selatan Letnan Kolonel Inf M, Yusuf, S.I.Kom hadiri kegiataan Apel kesiapsiagaan dan penanggulan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang di gelar di Mapolres Aceh Selatan, Kamis (070/4/2022).
Apel tersebut langsung dipimpin Kapolres Aceh Selatan AKBP Ardando Nugroho, S.I.K, MH dan di ikuti oleh barisan Unsur Forkopimda Aceh Selatan, para Perwira Porles Asel, 1 Pelton personil Kodim 0107/Aceh Selatan, personil Polres Asel, BPBD serta Polisi Kehutanan (Polhut) wilayah Aceh Selatan.
Dalam kata sambutannya, Kapolres Aceh Selatan mengatakan, meningkatnya kebakaran hutan di indonesia maupun di Aceh Khususnya Kabupaten Aceh Selatan, menuntut kita untuk semua waspada dan terus berupaya melakukan pencegahan.
Perubahan iklim cuaca yang sangat cepat, juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kebakaran hutan yang sangat berbahaya bagi manusia, lingkungan dan makhluk hidup lainnya.
Selama ini, seluruh pihak telah bekerja keras menangani permasalahan ini. Namun kebakaran hutan dan lahan masih tetap terjadi. Sehingga membuat Pemerintah membuat kebijakan terkait aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan kebakaran hutan dan lahan serta diiringi dengan upaya pengendalian dan pencegahan guna menekan adanya kebakaran hutan dan lahan tersebut.
Kemudian, setelah kegiatan apel, dilanjutkan pelaksanaan simulasi penanganan Karhutla di Taman Kota Tapaktuan. Dalam kegiatan ini, personil gabungan TNI/Polri dan Dinas terkait lainnya di simulasikan tentang penanganan Karhutla.
Kegiatan simulasi, juga di saksikan oleh Dandim Aceh Selatan, Kapolres dan tamu undangan lainnya. Dalam kesempatan ini, seusai simulasi Dandim Aceh Selatan memberikan apresiasi kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dandim Aceh Selatan menyampaikan, penanganan Karhutla membutuhkan personil, peralatan perlengkapan dan kemauan dari seluruh unsur-unsur dan pihak yang terkait.
“Apel dan Sumulasi ini juga membuktikan dan menunjukkan sebagai wujud pertanggung jawaban kita kepada masyarakat dan publik terutama terkait dalam penanagan Karhutla khususnya di Kabupaten Aceh Selatan. Sehingga dengan adanya kegiatan ini saling memberikan rasa kepercayaan keyakinan kemampuan dan kekuatan bahwa kita bisa melaksanakan ini dengan baik,” ujar Dandim.
Lebih lanjut, Dandim menuturkan, simulasi ini juga menjadi cerminan bagi semua pihak terkait, bahwa seperti inilah nanti gambarannya yang akan dilaksanakan pada kejadian yang sebenarnya.
“Dari sini kita juga bisa melihat bagaimana nanti kita akan melaksanakan pemadaman tersebut dihadapkan dengan medan yang sulit, apakah medan datar dan ketinggian. Kemudian dihadapkan dengan sulitnya ketersediaan air ditempat kejadian,” jelas Dandim.
Hal itu, sambung Danndim, membutuhkan kreasi dan inovasi dalam penanganan masalah di lapangan. Apa yang dilaksanakam hari ini hanyalah hal yang bersifat normatif. semuanya perlengkapan ada, baik itu air dan perlengkapan sudah disiapkan.
“Namun, jika menghadapi masalah di lapangan seperti trobel mesin, ketidaktersediaannya air, maka inovasi, kreasi dan mental yang kuat dari kita untuk bisa sama-sama bagaimana melakukan pemadaman. Kita harus berpikir selalu bagaimana memadamkan dengan cara apapun dan bagaimanapun,” ungkap Dandim.
Lanjut Dandim, yang paling penting dari penanganan baik itu Karhutla, maupun bencana alam lainnya adalah mentality, kemauan, motivasi serta semangat yang tinggi dari masing-masing person.
“Pada umumnya termasuk di Aceh Selatan, terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan dipicu dari faktor manusia, dimana masyarakat masih rendah pemahaman apa yang dikibatkan dari Karhutla ini, sehingga dengan mudahnya membuka lahan dengan cara membakar. Hal lain juga dipicu oleh kondisi goegrafi yaitu terdapatnya lahan gambut.
“Nah, dalam pencegahan Karhutla ini yang paling penting adalah harus membangun mindset masyarakat bahwa kebakaran ini tidak harus terjadi jika masayarakat sadar bahwa membakar hutan itu sangat merugikan baik lingkungan, hutan bahkan merugikan diri sendiri,” sebut Dandim.
Menurut Dandim, membangun sistem pencegahan dini untuk pencegahan dalam jangka panjang serta edukasi kepada masyarakat sangatlah penting dilakukan secara masih dan aktif. Sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya Karhutla di Kabupaten Aceh Selatan.
“Demikian juga, membutuhkan kerjasama dari masing-masing bagian menurut bidang dan spesifikasi serta kemampuan masing-masing, dan juga tentunya kelengkapan alat dan prasarana lainnya,” tutup Dandim.