ACEH TIMUR – Dampak banjir diawal 2022 di Aceh Timur meninggalkan penderitaan buat masyarakat setempat, pasalnya hampir semua mata pencaharian masyarakat berimbas akibat musibah banjir tersebut, mulai dari sawah, hewan ternak dan usaha perikanan yang dibudidayakan oleh masyarakat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur, Cut Ida Mariya, ketika dikonfirmasi Krusial.com, Senin (17/01/2022), mengatakan kerugian banjir dari sektor perikanan pada awal tahun 2022 kemarin mencapai Rp. 12 Miliar, data ini sudah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur untuk dilaporkan ke BNPB Pusat.
Cut Ida menjelaskan kabupaten Aceh Timur memiliki luas lahan tambak budidaya mencapai 18.791 hektare. Sementara yang terdampak banjir dengan luas 1.954,70 hektare. Sedangkan dari komoditas perikanan yang terdampak banjir terdiri dari udang Vaname, Bandeng, Nila, Salin dan Kakap.
“Dampak bencana alam banjir akhir tahun ini telah mengakibatkan banyak usaha tambak masyarakat terutama budidaya perikanan mengalami gagal panen. Usaha tambak yang terdampak banjir tersebar di lima kecamatan Kabupaten Aceh Timur diantaranya Kecamatan Julok, Sungai Raya, Rantau Seulamat, Peureulak Barat dan Peureulak,” ucap Cut Ida.
Sementara itu bupat Aceh Timur, Tgk. Hasballah M.Thaib, saat dihubungi Krusial.com menegaskan kepada masyarakat yang terdampak banjir agar melaporkan data kerusakan kepada instansi terkait, termasuk usaha tambak perikanan.
“Hal Ini sangat penting untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam,” ucap bupati.
Masyarakat sangat berharap kepada pemerintah kabupaten Aceh Timur agar segera menindaklanjuti dan perhatian dengan kerugian mereka tersebut.
Sementara itu, kepala perangkat daerah provinsi (OPD) diminta oleh Bupati Aceh Timur untuk segera update data terbaru apapun bentuk kerusakan infrastruktur yang telah rusak.
“Hal ini perlu dilakukan agar pemerintah pusat dapat mengetahui apa kebutuhan masyarakat yang terdampak banjir,” ujar Hasballah. (Ridha)