ACEH SELATAN – Padi merupakan lambang kesejahteraan yang telah ditetapkan oleh petinggi negeri ini sejak puluhan tahun lalu, hal itu dapat kita jumpai dengan mudah di beberapa simbol instansi di nusantara.
Sejak awal kemerdekaan, hingga saat ini padi merupakan tanaman yang krusial dan selalu diperbincangkan dalam rapat-rapat penting pemerintah, berbagai inovasi dilakukan oleh para insinyur pertanian Indonesia agar padi dapat dan selalu menguning di se-antero tanah air.
Pun demikian, di Aceh Selatan, khususnya kecamatan Kluet Utara atau Kluet Raya, dimulai dari zaman para leluhur hingga saat ini padi terus menjadi hal penting dalam menunjang kesejahteraan masyarakat, berbagai tehnologi diterapkan untuk mencapai hasil yang melimpah, namun hingga saat ini juga hambatan yang paling sering dialami adalah air, air seolah sudah menjadi hal yang “primitif” dan terus menjadi kendala bagi masyarakat yang didominasi para petani tradisional ini.
Teknologi yang semakin mutakhir sepertinya belum mampu untuk memberikan jawaban jangka panjang atas keluhan-keluhan kelangkaan air yang bersumber dari DAS Kluet yang dialiri melalui irigasi-irigasi milik pemerintah itu, acap kali didapatkan saluran irigasi kering dan bersedimen lumpur dimana-mana.
Camat Kluet Utara, Misbah S.Ag yang selama ini tidak kenal lelah menyuarakan aspirasi masyarakat petani di Kluet Utara pun tidak berbicara banyak terkait kondisi ini, dirinya hanya berharap, agar di tahun 2022 pembangunan sarana pengairan dapat dipacu oleh pemerintah Aceh khususnya di Kluet Utara hal itu tentu saja setelah melihat besarnya area persawahan di kecamatan tersebut yang saat ini andil dalam mengikuti program tanam serentak yang di gaungkan pemerintah kabupaten Aceh Selatan.
“Kendala yang sering kita hadapi adalah air, sawah-sawah petani belum sepenuhnya menikmati aliran air irigasi, ini akan berpengaruh besar bagi produktivitas padi, kami berharap agar pemerintah Aceh segera merealisasikan pembangunan sarana pengairan terutama di Gunung Pudung yang sering mengalami kendala sedimen dan lain sebagainya,” ucap Misbah kepada Krusial.com, Rabu (23/2/2022).
Ia melanjutkan, jika dilihat dari luasnya area persawahan di Kluet Utara, bukan tidak mungkin kecamatan tersebut akan menjadi lumbung padinya Aceh Selatan, namun hal ini tentu saja perlu dukungan semua pihak, baik sarana dan sistem yang di terapkan sehingga harapan tersebut dapat tercapai.
“Sangat potensial jika dilihat dari luasnya lahan sawah di Kluet Utara, bahkan kami dengan PUPR Aceh Selatan dan pihak terkait lainnya sudah melakukan berbagai upaya agar permasalahan air tersebut dapat diminimalisir sehingga petani dapat dengan mudah mengolah sawah-sawahnya,” ucapnya.
Camat juga menyampaikan terima kasih kepada PUPR dan Dinas pengairan provinsi Aceh yang telah hadir ditengah-tengah masyarakat petani Kluet dalam menjawab setiap persoalan terkait pengairan di kecamatan tersebut.
“Gerak cepat dinas pengairan provinsi dan PUPR Aceh Selatan sangat kami apresiasi kami berharap ke depan peningkatan pembangunan sarana pengairan di Aceh Selatan khususnya Kluet Utara dapat menjadi prioritas,” harapnya. (Safdar)