Go Green For Our Future
Di tulis oleh: Sophia Rahmah, Mahasiswa IAIN Kota Langsa.
Jika melihat ke sekitar dan mau membuka mata, maka sebenarnya banyak permasalahan lingkungan yang dihadapi. Kalau tidak segera dicari solusinya, lambat laun akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri. Kerusakan alam dapat mengganggu kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kita sebagai para pelajar yang terdidik, harus bisa menyuarakan isu lingkungan. Tidak hanya beraksi melalui gerakan, melainkan juga bisa bersuara lewat tulisan dan sumbangsih ide. Bahkan pendapat-pendapat kita yang ditunjang oleh literatur akademik mungkin akan lebih didengar oleh para praktisi lingkungan. Tak hanya itu, kalimat-kalimat kita yang sederhana saat membahas isu lingkungan, bisa saja mudah dicerna oleh masyarakat awam. Sehingga kita bisa bersama-sama untuk mengatasi problematikan lingkungan hidup, Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup Berbasis Kearifan Lokal harus diikuti dengan tanggung Jawab kebersamaan.
Tanpa disadari kini sudah banyak hutan di seluruh dunia yang pepohonannya ditebang. Salah satu penyebabnya adalah aktivitas industri untuk pengembangan sawit. Akibatnya, tidak ada tumbuhan yang menahan karbon di bumi sehingga dilepaskan ke langit. Maka jangan heran kalau suhu bumi sekarang tidak menentu dan berubah dalam waktu yang tidak bisa diprediksi. Penggundulan hutan atau deforestasi juga mengakibatkan hujan asam sehingga mengancam kehidupan makhluk hidup di bumi. Jika pengembangan bisnis bisa disikapi dengan bijak tanpa harus merusak hutan, maka resiko ini dapat dihindari. Masih banyak masalah lingkungan hidup lainnya yang harus diperhatikan. Ketiga isu di atas hanyalah sebagian dari permasalahan global yang kini sedang dicari solusinya bersama. Namun cara termudah yang dapat dilakukan adalah tidak melakukan aktivitas yang merusak lingkungan dan mendukung program-program untuk menjaga lingkungan itu sendiri.
Sebagai perusahaan perkebunan yang menerapkan sustainable agriculture practices, Minamas Plantation telah beroperasi di Aceh Timur sejak tahun 1992, dengan 3 kebun dan 1 pabrik pengolahan sawit. Minamas melalui Padang Palma Permai berkomitmen untuk selalu mematahi peraturan dan perundangan-undangan yang diberlakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Minamas Plantation Group bekerja sama dengan para stakeholder membangun kebun plasma sawit sebagai langkah investasi jangka panjang. Melalui PT. Padang Palma Permai, anak usahanya yang ada di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Minamas Plantation bekerjasama dengan pemda setempat dan Koperasi Unit Desa (KUD) Pentagon, merintis pembangunan kebun plasma sawit.
Presiden Direktur Minamas Plantation Group (Minamas) Haryanto Tedjawidjaja mengatakan perkebunan plasma sawit ini dibangun di atas lahan sekitar 720 hektare di Desa Gampong Cek Mbon, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Pembangunan kebun ini telah didukung penuh oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh Timur sebagai penyedia lahan dan pemberi izin usaha. Selain itu, pembangunan kebun plasma ini melibatkan masyarakat sekitar yang telah membuat badan usaha bernama Koperasi Unit Desa (KUD) Pentagon dan ikut mengelola sepenuhnya hasil kebun ini kelak. Hal ini sesuai dengan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi terbaik dan kesejahteraan yang nyata kepada masyarakat di sekitar perusahaan.
Haryanto menambahkan, pembangunan kebun plasma ini dilakukan oleh anak perusahaan, yaitu PT Padang Palma Permai (PPP) yang telah memiliki kebun inti di sebelah plasma sawit ini. Adapun hasil kerja sama ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan bagi masyarakat agar menerapkan sistem sustainable agriculture practice agar dapat menjaga kelestarian kebun sawit. Hal ini diperlukan untuk menjawab tantangan global yang masih meragukan bisnis di sektor ini.
Menurutnya, kebun plasma dari Minamas telah lebih dulu ada di daerah seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Sulawesi Tengah. Sedangkan saat ini jumlah total kebun plasma sawit di Indonesia yang dimiliki oleh Minimas Plantation Group mencapai sekitar 46.000-50.000 hektare. Haryanto menyebutkan akan menambah luas lahan plasma sawit di Kecamatan Peureulak hingga mencapai 1.200 hektare.
“Kami harap, kerjasama yang erat antara perusahaan, pemerintah kabupaten Aceh Timur ini, masyarakat [petani sawit] akan terus berlangsung di masa yang akan datang,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul bin Syamaun menghimbau perusahaan sawit agar menerapkan prinsip pengelolaan berkelanjutan sampai dengan hilir dan harus mengikuti aturan sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku. Dengan demikian, perusahaan harus mengikuti kebijakan agar koorporasi yang bergerak di bidang sawit diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan masyarakat sekitar.
Seperti diketahui, penanaman plasma sawit dilakukan secara simbolik oleh Presiden Direktur Minamas dan Wakil Gubernur Aceh Timur berserta masing-masing jajarannya. Selain itu, ikut hadir juga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Timur, Kapolres Aceh Timur, Dandim Langsa, dan para tokoh ulama. Minamas Plantation Group adalah perusahaan yang bergerak di sektor hulu-hilir industri sawit. Saat ini, Minamas memiliki sebanyak 69 kebun dan 23 pabrik di yang berada di berbagai daerah seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Adapun luas lahan sawit yang dimiliki oleh Minamas di Tanah Air sekitar 201.882 hektare dan menyerap tenaga kerja sebanyak 29.000 orang.
Program pembangunan kebun plasma merupakan program yang diamanatkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian. Kegiatan ini pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui pengembangan perkebunan, meningkatkan daya saing melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan industri hilir berbasis perkebunan. Penanaman setiap pepohonan sawit diharapkan dapat menjadi simbol atau pertanda bagi kemajuan pembangunan di bidang perkebunan, yang diharapkan bisa membawa berkah dan harapan baru untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program yang diinisiasi oleh PT Padang Palma Permai ini juga diharapkan bisa menginspirasi perusahaan perkebunan lainnya dalam menjalankankan program serupa.
Dengan demikian pembangunan program pabrik PT PPP Padang Palang Permai membangun pengembangan industrinya juga tetap menjaga libgkungan sekitarnya,dengan tidak membuang limbah sembarangan dan juga selalu melakukan pembuangan pada tempatnya .
Di tulis oleh: Sophia Rahmah, Mahasiswa IAIN Kota Langsa, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, Jurusan Manajemen Keuangan Syariah.